Agustinus Wibowo Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Agustinus Wibowo. Here they are! All 21 of them:

Agama itu bukan di baju. Agama itu ada di dalam hati. Inti agama adalah kemanusiaan.
Agustinus Wibowo (Selimut Debu)
Garis batas menentukan dengan siapa kita membuka hati, dengan siapa menutup diri.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Jarak adalah sebuah garis batas, tetapi jalinan perasaan adalah penembusnya.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Ketakutan selalu menemani hidup. Kau dan aku takkan pernah bisa lari darinya.
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Ketika masa depan tidak lagi menjanjikan gairah, hanya masa lalu yang membuat orang bahagia.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Melalui garis batas, kita meraba dunia luar. Melalui garis batas, kita berlindung dari dunia luar.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Bangsa yang kehilangan bahasa adalah bangsa yang kehilangan identitas.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Tulisan tertinggal, diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, menginspirasi anak, cucu, buyut.... Lalu, lahirlah petualang-petualang muda, yang menggenggam tulisan warisan kuno laksana nubuat, melakukan napak tilas dan melihat kembali bagaimana zaman berlayar.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Setelah perjalanan panjang ini, bagiku "eksotisme" menjadi kata yang sangat absurd. Mereka bukan kebanggaan kita, mereka bukan objek, bukanlah target kemenangan.
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Mimpi mengejekku yang mengizinkan Ketakutan masuk.
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Penulis perjalanan berkelana ke tempat-tempat yang jarang terjamah, melukis nuansa lewat tulisan.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Mimpi orang Afghanistan adalah Tajikistan, karena Tajikistan berlimpah listrik dan perempuan. Mimpi orang Tajikistan adalah Rusia, karena di sana banyak lapangan kerja dan uang. Mimpi orang Rusia adalah Amerika Serikat, karena di sana penuh gemerlap modernitas dan kebebasan. Lalu, apa mimpi orang Amerika? Mereka yang berada di puncak dari segala mimpi, ternyata masih punya mimpi yang lebih tinggi lagi--pergi ke luar angkasa....
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Sungguhkah dia bernama Mimpi? Dia yang terus menyuruhku pergi jauh-jauh, mengingatkan bahwa aku adalah pemberani yang mengejar cita-cita tinggi? Apakah ini sungguhan Mimpi? Bukankah ini hanyalah sebuah pelarian, yang didasari akan ketakutan terhadap realita?
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Organisasi-organisasi raksasa dengan momok birokrasi yang rumit terus berbicara tentang konsep-konsep dan solusi dalam "bahasa langit", sementara kaki mereka tak menjejak pada kehidupan akar rumput rakyat Afghan yang sebenarnya. Anak-anak jalanan masih saja bertebaran di mana-mana. Perempuan masih bersembunyi. Jalan masih berdebu. Rumah-rumah belum tersentuh listrik dan air.
Agustinus Wibowo (Selimut Debu)
Dari Titik Nol kita berangkat, kepada Titik Nol kita kembali. Tiada kisah cinta yang tak berbubuh noktah, tiada pesta yang tanpa bubar, tiada pertemuan yang tanpa perpisahan, tiada perjalanan yang tanpa pulang.
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Dia benar. Mimpiku memang selalu berubah, bahkan hingga hari ini. Terlalu banyak mimpi, sampai aku pun tak tahu pasti yang mana mimpi yang benar-benar harus dikejar, mana yang tugasnya hanya menghiasi tidur malam.
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Filsuf Tiongkok menggambarkan kehidupan laksana sungai panjang yang mengalir tanpa henti. Kita, manusia adalah sosok-sosok penumpang yang naik kapal di satu titik, turut berlayar, lalu turun di tempat lain. Beberapa penumpang turun, beberapa penumpang naik. Sungai terus mengalir, kapal terus berlayar, penumpang datang dan pergi. Demikianlah manusia-manusia di tepian sungai abadi Amu Darya ini, datang dan pergi, dalam berbagai wujud rupa, bangsa, agama, dan kebanggaan, dan semuanya, tanpa kecuali, adalah makhluk fana
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Siapa yang sebenarnya menggambar garis-garis batas di muka bumi, yang kemudian mengklaim ini punyaku itu punyamu? Siapa yang membuat alam raya terpetak-petak dibatasi berbagai dinding tak kasat mata? Siapa yang menentukan suku-suku, bangsa-bangsa, ras dan etnis? Siapa pula yang tega mengobarkan perang dan pertumpahan darah, demi garis-garis batas itu?
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Sebuah buku bisa mengubah manusia, sebuah buku bisa merombak tradisi. Dan buku yang satu itu telah begitu didewadewakan, dianggap sebagai kitab suci, sampai menjadi penentu arah langkah. Memang seperti inilah rupa dunia perjalanan kita sekarang, semua terpaku pada buku.
Agustinus Wibowo
Justru karena masih ada mimpi, kita jadi punya alasan untuk terus hidup, terus berjalan, terus mengejar. Tanpa mimpi sama sekali, apa pula arti hidup ini?
Agustinus Wibowo (Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan)
Nasionalisme tak lebih dari kebodohan manusia yang tercuci otak.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)